Saturday, May 2, 2009

past n present

based on true story...

halah kaya cerita novel apa pilem ajah...

ini kisah tentang MPAsi

waktu jaman ade, mgkn si bunda masih ada di jaman kegelapan
masih belum mengerti pentingnya fresh food

ilmu belum memadai, sementara iklan makanan bayi berseliweran, dari mulai tv, majalah, tabloid...

alhasil, kaka memulai makan pertamanya dengan makanan instan
dan selanjutnya bisa ditebak: lebih sering menggunakan instan untuk MPAsi
kecuali setelah makan tim, apalagi udah makan table food, ya udah ikut orang rumah, makan masakan rumah

nah, sejak kehamilan kedua aku mulai mencuci otakku dengan dua milis yang terkenal pro RUM (rational use of medicine), pro asi dan pro homemade mpasi

dan alhamdulillah, kuasa Alloh, sedikit demi sedikit aku mulai bisa menerapkannya di rumah, walo mungkin baru sebagian

pertama...
untuk masalah asi

alhamdulillah ade nyaris lulus asi ekslusif
meski masih di RS ade nyaris tercemar sufor, alhamdulillah ga jadi
alhamdulillah Alloh memberi kemudahan untuk aku bisa asi ekslusif
aku sempat tidak yakin pada diri sendiri, apakah aku bisa asiX, sementara aku bekerja
saat itu aku berpikir: kalo selama aku masih di rumah, oke lah aku bisa (insyaAlloh)
tapi kalau aku sudah masuk kantor: apa iya bisa? apa iya cukup? apa iya orang2 rumah mendukung?
kenyataannya: alhamdulillah bisa, kuasa Alloh
bahkan, ketika asi sudah krisis, adikku menjemput asi ke kantor
subhanalloh
ibuku juga ternyata begitu mendukung pemberian asiX ini, bahkan kini beliau suka berkampanye asix =)
dan aku bisa melihat ekspresi ibuku ketika beliau dengan bangganya bilang pada dsa sewaktu imunisasi, kalau ade ini asix
ya Alloh, semoga aku tidak menjadi riya atau takabur karenannya
dan alhamdulillah, sampai saat ini, meski ade sudah dikasih MPAsi, ade masih tetap asi, dan aku masih melanjutkan aktivitas memerah di sela-sela jam kerja

yang kedua RUM
pelopornya di indonesia adalah dr purnamawati
pertama kali aku mengenal beliau dari milis
lalu aku dan suami sempet ikut seminar beliau
dan terakhir, dsa pertama ade adalah beliau
senangnya...

aku masih ingat, ketika aku diharuskan mengikuti on the job training ke prabumulih, dimana waktu itu kaka belum genap berusia setahun
aku menjalani ojt selama 90 hari di daerah terpencil...
kala itu...sebelum berangkat
karena ilmu yang kurang dan kekhawatiran yang berlebihan ditambah minimnya pengalaman
aku datang ke dsa
lalu aku ceritakan kondisiku
dan aku meminta obat untuk persediaan
dari mulai obat demam, batuk, pilek, sembelit
walaupun tidak semua obat itu akhirnya dipakai
namun satu hal yang perlu jadi pelajaran: pentingnya bersikap rasional

setelah aku lebih banyak lagi membaca perihal rum ini
banyak hal didapat
tentang pentingnya observasi dan bersikap tenang
bahwasannya batuk bukanlah penyakit
batuk adalah gejala
bahwa batuk adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan sesuatu
sehingga dengan kata lain: tidak ada yang namanya obat batuk
sama halnya dengan tidak ada obat bersin

ketika anak panas kuncinya adalah observasi
dan bila pun dirasa perlu: obatnya hanya penurun panas

bahwa diare adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun
dan adalah tindakan yang tidak bijak ketika kita membuat diare berhenti dengan meminum obat
sama halnya dengan muntah
saat itu yang dibutuhkan adalah cairan supaya tidak dehidrasi

ketika pilek
yang dibutuhkan bukanlah obat
tapi cairan dan istirahat

ketika anak tidak mau makan
solusinya bukanlah menambah asupan susu
tapi berpikir kreatif suapaya anak mau makan

itu hanya sebagian kecil dari sekian banyak yang masih harus aku pelajari

terus terang, aku masih jauuuh dari rum
namun setidaknya, sedikit demi sedikit aku mulai belajar
bahwa, ketika sakit, solusinya tidak melulu obat
ketika ke dokter, tidak mesti membawa oleh2 obat ke rumah...

dan yang ketiga...MPAsi homemade

hasil baca postingan member milis
mayoritas menggunakan tepung g***l untuk MPAsi pertama bayi mereka
100% beras organik dan non instan
sehingga untuk membuatnya tidak cukup dengan hanya menuangnya ke mangkuk, lalu diseduh dengan air hangat untuk kemudian diberikan pada sang bayi
melainkan harus dimasak diatas api kecil, diaduk biar tidak menggumpal, lalu dibiarkan supaya tidak terlalu panas...
ribet memang, tapi aku yakin slow cooking lebih baik daripada fast cooking

dan akhirnya, untuk bubur saring
aku memilih memasaknya sendiri
aku bangun jam 3, lalu merebus air dan memasak bubur, memarut sayuran, dan jika masih memungkinkan menyaringnya
untuk kemudian disimpan di kulkas untuk diberikan pada ade di siang dan sore hari
memerlukan sedkit usaha
namun, aku menjalaninya dengan senang

sejak saat itu, alhamdulillah ade nyaris tidak pernah makan makanan instan
bukannya tidak pernah
tapi kalau seandainya bepergian ke luar kota
atau sedang ada sesuatu di rumah, hingga tidak memungkinkan untuk mpasi homemade, barulah instan
kalau bepergian saat akhir pekan pun, biasanya tetap bekel mpasi yg sudaj kubikin

dan hasilnya...
semenjak ade terbiasa makan homemade
entah kenapa aku rasanya tidak tega memberikan makanan instan ke ade
yang ada dalam benakku: kok gampang banget yah ngasih bayi makan
tinggal buka kemasan, tuang ke mangkuk, seduh air hangat, lalu suapin
ah instan sekali...

ya Alloh, alhamdulillah
karena kuasamu aku bisa belajar untuk mencoba menjadi lebih baik
semoga dengannya Engkau tidak menjadikan aku riya atau takabur
semoga bisa menjadi ibroh...

amiin...
semoga Engkau masih memberiku kesempatan untuk mencoba menjadi lebih baik

No comments: